Dua Kalimat Syahadat; Syarat Mutlak dalam Beribadah

Labels: |

Dalam melewati fase kehidupan di dunia ini, makhluk Tuhan yang dinamakan manusia mempunyai satu tugas yang tidak mudah, menjadi khalifah Allah di bumi dan beibadah kepada-Nya. Dalam surat al-Baqarah Allah Swt berfirman: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Qs. Al-Baqarah: 30). Dalam surat lain, Allah Swt juga berfirman menjelaskan tujuan dari penciptaan manusia di muka bumi ini, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (al-Dzâriyat: 56).

Dari firman Allah dalam surat al-Dâriyat ini dapat diketahui bahwa tugas beribadah dan menyembah kepada Allah Swt merupakan tugas utama bagi manusia. Beribadah dalam hal ini bisa juga disebut dengan "taqwa", yaitu melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan kata lain, tugas manusia di bumi ini adalah bertaqwa kepada Allah Swt.


Dalam menjalankan ibadah ini, ada aturan dan tata caranya khusus. Sehingga seorang hamba tidak boleh seenaknya melakukan sebuah ritual ibadah dengan tata cara yang dibuatnya sendiri. Ini dapat kita cermati pada dua kalimat syahadat yang selalu kita baca pada saat tasyahud dalam salat. Kalimat syahadat pertama; asyhadu alla ilâha illa Allah, mempunyai kandungan makna bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah melainkan Allah Swt dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan segala sesuatu yang dijadikan sesembahan oleh manusia selain Allah Swt adalah sebuah kekufuran dan kebatilan, karena Allah Swt adalah Tuhan yang Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya.

Dari kandungan makna kalimat syahadat pertama terlintas dalam benak kita sebuah pertanyaan, "Bagaimanakah tata cara beribadah kepada Allah Swt?". Jawaban dari pertanyaan ini dapat kita jumpai dalam makna kalimat syahadat yang kedua; wa asyhadu anna Muhammad rasulullah, yang berarti Nabi Muahmmad adalah utusan Allah. Sehingga tata cara ibadah yang sah adalah melalui syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.

Al-Qur'an dan al-Hadist sebagai sumber utama dalam agama Islam telah menjelaskan secara gamblang tata cara peribadatan yang sah dan benar. Dua hal inilah yang menjadi syarat mutlak keabsahan suatu amalan ibadah, yaitu pertama; ikhlas hanya karena Allah Swt, kedua; sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Sehingga Nabi Saw pernah bersabda : "salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat." (HR. Ibnu Hibban)
Wallâhu a'lamu bi al-shawâb.

0 comments:

Post a Comment